Jumat, 19 Februari 2010

Objek Wisata Di Bali Yang Kurang Diketahui

Suluban berasal dari bahasa Bali yang berarti “berjalan atau lewat di bawah sesuatu”. Diberi nama Pantai Suluban, karena pengunjung yang ingin ke sana harus melewati goa batu karang sebelum akhirnya sampai di pantai yang luas, berpasir putih dengan gemuruh gelombangnya menyenangkan bagi wisatawan peselancar
Pantai Suluban salah satu pantai yang berlokasi di Desa Pecatu yang terletak di ujung selatan Kabupaten Badung, di mana lokasinya kurang lebih tiga kilometer dari obyek wisata Pura Uluwatu. Jarak pantai Suluban dari kota Denpasar adalah 32 kilometer ke arah selatan melalui kawasan wisata Kuta, Bandara Ngurah Rai Tuban dan Desa Jimbaran. Arahnya melewati Kampus Universitas Udayana di jimbaran yang jalannya menanjak dan berkelok sesuai dengan suasana lingkungan bebukitan merupakan panorama yang sangat mengagumkan bagi pelancong.
Pantai Suluban salah satu obyek wisata di Kabupaten Daerah Tingkat II yang memiliki panorama yang indah, baik untuk berselancar dan rekreasi. Obyek ini telah banyak dikunjungi wisatawan mancanegara, maupun wisatawan nusantara. Keindahan panorama dan menyatunya suasana pemandangan bukit-bukit ujung selatan Bali dan deburan ombak nya, serta jauhnya dari kebisingan membuat suasana obyek ini menjadi tentram, dan pengunjung akan betah menikmati suasana alam yang suasananya damai dan menyejukkan perasaan. Pemandangan Pantai ini sungguh sangat eksoktik dan romantis yang bisa menggetarkan perasaan dan ketika mengunjungi lokasi ini, Saya yakin Anda ingin kembali disini.









Desa Jatiluwih

Terletak di daerah Penebel, Tabanan, Bali, Jatiluwih terkenal dengan panorama persawahannya. Jatiluwih merupakan daerah yang berdekatan dengan Gunung Batukaru dan terletak pada ketinggian 700 m diatas permukaan laut. Oleh karena itu tidak mengherankan jika Anda akan menikmati udara sejuk saat berada disini. Keunikan sawah berteras inilah yang membuat Jatiluwih dinominasikan masuk daftar UNESCO World Heritage sebagai warisan budaya dunia.





Kamis, 18 Februari 2010

Tips Apabila Sahabat Pendengar Mabuk Perjalanan

# Selama di dalam kendaraan (bis, mobil, atau kapal laut) cobalah sebisa mungkin melihat keluar jendela, amati bagaimana jalan, pepohonan, tiang listrik, semuanya melaju, menandakan kamu memang sedang “bergerak” sehingga informsai dari organ telinga kamu akan sama dengan informasi dari mata kamu.

# Jangan biarkan perut kamu kosong pada saat bepergian, karena akan mempercepat kamu menjadi mual (apalagi dalam jangak waktu lama), tapi jangan pula terlalu kenyang, guncangan dalam berkendaraan justru akan memancing isi perut kamu yang penuh itu untuk keluar.

# Minum obat anti mual sebenarnya hanya membuat kamu tertidur (kamu boleh memilih untuk tidur sepanjang perjalanan, atau menikmati perjalanan kamu)

# Duduklah di depan , samping supir, atau jika kamu naik kapal laut, berjalan-jalan lah ke geladak kapal supaya kamu bisa melihat- kapal kamu sedang melaju

INFO PARIWISATA

Puncak, Bogor; Jalan-jalan Di Wisata Agro Gunung Mas

Berekreasi sambil berolahraga memang memberikan nuansa yang berbeda. Kalau tidak percaya cobalah anda pergi ke Gunung Mas untuk melakukan tea walk mengitari kebun teh..aduh segarnya. Kalau anda melewati jalur Puncak – Bogor tak ada salahnya mampir sejenak melepas lelah di Wisata Agro Gunung Mas.

Wisata yang murah meriah, bisa dilakukan sendiri, bersama keluarga ataupun bersama rombongan Namun tetap menghadirkan suasana yang segar, asri, nyaman sesuai dengan tag line tempat wisata ini,”Anda Akan Temukan Kesegaran udara Yang Sesungguhnya”.

Tempat wisata yang terletak di Jl.Raya Puncak – Cisarua – Bogor ini memang sangat strategis. Sehingga bagi siapapun yang ingin berkunjung ke tempat wisata ini, baik dengan kendaraan umum, dengan motor, kendaraan roda empat ataupun bis dengan mudah dapat dijangkau.

Siapa sangka minuman (teh) yang ditemukan secara tidak sengaja pada tahun 2737 sebelum masehi oleh kaisar China, yaitu daun teh yang tiba-tiba jatuh ke dalam ceret berisi air mendidih, kini menjadi salah satu minuman primadona dunia dengan salah satu produsennya adalah Indonesia. Termasuk salah satu yang terbesar adalah berasal dari hasil perkebunan teh Gunung Mas dibawah pengelolaan PTP Nusantara VIII. Menempati lokasi ratusan hektare, sebagian diantaranya dipotong oleh jalur puncak – Cianjur menyebabkan tempat ini menjadi salah satu alternatif tujuan wisata warga Ibukota dan sekitarnya.

Pagi itu suasana belum begitu ramai ketika kami tiba di Gunung Mas. Walaupun begitu tampak semua petugas siap dilapangan. Segera setelah kami membayar tiket masuk sebesar Rp 4,500,- , kami mencari lokasi parkir yang dekat dengan lapangan yang disewa untuk acara tea walk. Memang ada beberapa lapangan yang dapat disewa, diantaranya ada lapangan sepakbola, lapangan volli, lapangan camping utama dan beberapa lapangan kecil yang lain. Lapangan tersebut berkapasitas dari 50 orang sampai dengan ribuan orang. Setelah tiba dilapangan camping utama sejenak kami beristirahat sambil menikmati segarnya udara pegunungan.

Sesaat kemudian pemandu wisata yang telah dipesan sebelumnya datang, pertanda jalan-jalan di kebun teh akan segera dimulai. Ada beberapa lintasan dengan jarak yang berbeda bisa kita pilih, tergantung jauh dekatnya. Lintasan tersebut terbagi dalam jarak 4 km, 6 km, 8 km dan yang paling panjang adalah 10 km. Kebetulan rombongan kami memilih rute menengah sepanjang 6 km yang hanya memerlukan waktu 2 jam , sehingga masih banyak waktu tersisa karena masih ada acara-acara permainan yang merupakan rangkaian program tea walk yang dilaksanakan. Semua anggota rombongan siap, dan tea walk pun dimulai.

Memasuki kilometer pertama, kami melalui kampung penduduk yang katanya sudah turun temurun mendiami daerah tersebut. Jalanan berbatu dengan perkampungan penduduk menjadikan suasana terasa agak membosankan. Baru kemudian ketika memasuki kilometer kedua suasana berubah asri karena sudah mulai memasuki hutan tropis yang tidak begitu lebat namun cukup teduh.

Puncak keindahan sangat terasa ketika masuk kilometer tiga, dimana kita berjalan ditebing bukit dengan hamparan kebun teh yang mahaluas diatas dan dibawah tebing. Terasa indah sekali, kebetulan cuaca yang bersahabat, dengan langit terang nan biru menambah nuansa alami semakin terasa. Setelah puas berkeliling di kebun teh, sambil berfoto ria akhirnya rombongan tiba kembali di tempat semula.

Ternyata semakin siang lokasi wisata semakin tambah ramai. Ketika rombongan kami meninggalkan tenda utama pagi jam 07.00, hanya terlihat beberapa mobil, pada jam 10.00 ketika kami tiba kembali jumlah mobil yang parkir sudah ratusan. Selain tea walk, tempat ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas lainnya. Diantaranya adalah menunggang kuda mengelilingi area sekitar, tempat permainan anak-anak, dan aneka warna penjual makanan dan sayuran khas wilayah puncak. Seperti tersedia wortel segar, daun sawi, sayur lobak, ubi cilembu, jagung, alpukat, manggis dan lain-lain. Bagi para pecandu the, tersedia juga kafe yang langsung menyediakan teh segar yang masih asli.

Perangkat hiburan seperti, band lapangan, band ruangan, solo organ, karaoke ruangan juga siap menemani kita. Bagi para pengunjung ingin bermalam, tempat menginap yang sederhana dengan fasilitas yang memadai dengan berbagai jenis, diantaranya; kamar standard dengan tariff Rp 264,000,-, bungalow I dengan tariff Rp 605,000,- dan yang paling mahal adalah bungalow II dengan tariff Rp 825,000,-. Untuk urusan konsumsi pengunjung pun tidak perlu dipusingkan memikirkan makanan, cukup pesan pengelola wisata dan semuanya akan menjadi beres.

Namun begitu tampak beberapa lokasi kebun teh ini terasa gersang dan panas karena tiadanya pepohonan. Hal ini tentu bisa menjadi perhatian pihak pengelola untuk menghijaukan lokasi, selain untuk keteduhan lokasi, juga sebagai penahan air agar tidak terjadi longsor bahkan banjir di wilayah Jakarta. Kebersihan yang kurang terjaga, karena banyaknya pedagang asongan, dan juga sikap pengunjung yang membuang sampah sembarangan harus terus diawasi supaya tidak mengotori lokasi. Namun bagaimanapun kebun teh Gunung Mas tetap memberikan pesona tersendiri bagi para wisatawan karena merupakan one stop shopping tour tea plantation.

sumber : perempuan.com


P. Nusakambangan, Jateng; Pulau 'menyeramkan' Nan Indah

Sebagai salah satu rutan (rumah tahanan) untuk para napi dengan kasus berat, nama Nusakambangan lebih banyak mempunyai konotasi yang menyeramkan. Namun setelah melihat langsung berbagai potensi wisata pulau tersebut tak ada alasan untuk mengatakan tentang kengerian pulau ini. Setelah melakukan perjalanan darat yang cukup melelahkan, yang ditempuh dari Jakarta selama kurang lebih delapan jam sampailah kami di Cilacap.

Perjalanan tidak semulus yang dibayangkan, memasuki Indramayu sampai dengan kota Brebes kita harus berhati-hati karena jalanan berlubang sana-sini dan rata-rata memiliki lubang yang dalam. Setelah goyang kanan dan goyang kiri, akhirnya mobil yang membawa rombongan kami mengalami pecah ban karena tidak bisa menghindari lubang yang menganga menjelang Brebes.

Merasakan lubang-lubang di Pantura yang mengocok perut perjalanan mulai berubah ketika mulai memasuki Kota Bumiayu. Pemandangan hijau di kanan kiri jalan dengan latar belakang Gunung Slamet yang menjulang tinggi dengan udara yang sejuk membuat pikiran dan hati menjadi segar. Selepas Bumiayu kemudian mengambil arah Cilacap melalui Wangon. Sepanjang perjalanan menuju Wangon pun banyak melalui hijaunya hamparan sawah dengan latar belakang Gunung Slamet. Baru kemudian menjelang memasuki Kota Cilacap hawa panas pantai mulai terasa.

Tujuan pertama ketika memasuki Kota Cilacap adalah mencari rumah makan untuk sekedar beristirahat dan meluruskan kaki. Beberapa saat kemudian Mbak Hesti salah satu rekan kami di Cilacap yang membantu proses perijinan untuk memasuki Pulau Nusakambangan pun datang. Setelah berbincang sebentar untuk melakukan koordinasi rombongan pun siap melakukan perjalanan ke Pulau Nusakambangan.

Ternyata Pulau Nusakambangan hanya berjarak beberapa ratus meter dari Cilacap yang dipisahkan oleh laut, sehingga dengan jelas terlihat dari Cilacap. Sambi menunggu kapal feri yang akan mengangkut mobil rombongan kami mengamati birunya air laut di sekitar pantai yang relatif bersih.

Beberapa saat kemudian datanglah kapal feri, satu persatu penumpang dan mobil pun masuk. Kapal feri ini lumayan besar, bisa mengangkut sekitar 100-an orang dan 4 mobil ukuran minibus. Hanya butuh waktu sekitar lima menit untuk menyeberang ke Pulau Nusakambangan. Mobil yang kami tumpangi pun melaju ke darat dan bersiap diri untuk melakukan perjalanan keliling Pulau Nusakambangan.

Ketika ada diatas kapal feri, Mbak Hesti, Pemandu kami sempat berpesan, “ Kalau ada pengunjung datang biasanya datang para napi yang akan menawarkan batu-batu akik, Kalau mau beli ya silakan, tidak juga nggak apa-apa,”. Benar saja, baru saja parkir mobil, beberapa napi mendekat dan menawarkan batu akik yang dibawanya. Akhirnya kita membeli beberapa batu akik sebagai penghargaan terhadap mereka dengan harga antara lima ribu sampai sepuluh ribu.

Goa Pasir adalah tempat pertama yang kami lintasi yang berjarak paling dekat dengan pantai. Goa pasir adalah sebuah gua yang tercipta secara alami dengan kedalaman hanya beberapa puluh meter dan di dalamnya hanya berisi pasir. Ketika akan memfoto Goa tersebut, tiba-tiba pemandu kami melarang, karena goa ini dianggap goa keramat, terkadang apa yang kita foto tidak sesuai dengan objek yang ada, alias ada penampakan lain. Goa ini tampak menyatu dengan tanaman merambat sekitar, sehingga bagi pengunjung mungkin tidak tahu kalau itu sebuah goa jika tidak ditunjukkan.

Perjalanan kami teruskan ke dalam pulau, dan goa kedua yang kami singgahi adalah Goa Ratu. Di tempat ini, tampak beberapa napi yang menunggu pengunjung, baik yang menjadi pemandu di Goa Ratu ataupun yang sekedar menawarkan batu akik. Setelah memarkir mobil dibawah, kami berjalan keatas yang berjarak kurang lebih seratus meteran dari tempat parkir mobil.

Atmo, salah satu dari napi yang menjadi pemandu kami pun telah menyiapkan lampu petromax sebagai alat penerang untuk masuk ke gua. Sisi-sisi gua yang gelap dan kotor ternyata tidak mengurangi keindahan alami dari stalaktit dan stalakmit goa ini. Semakin ke dalam ternyata semakin bagus, namun kami hanya bernai memasuki goa sedalam lima puluh meteran, karena kalau lebih dalam dari itu kita harus memakai tabung oksigen.

Semakin ke dalam hutannya semakin lebat, dibeberpa ruas jalan kami ketemu dengan para napi yang membawa alat pembersih dan beberapa petugas yang sedang melakukan kontrol. Kami sempat kaget, ternyata di dalam Pulau Nusakambangan ada komplek perumahan untuk para pegawai rutan Nusakambangan. Layaknya sebuah perumahan , rumah-rumah ini terletak di kanan kiri jalan yang membelah Pulau Nusakambangan. Dan para penduduk pun bersikap ramah terhadap para pengunjung, mereka dengan senang hati menerima kita jika mau mampir. Dan akhirnya sampailah kami di salah satu ujung Pulau Nusakambangan.

Dari atas bukit terlihat jelas laut biru dengan buih ombak yang putih diterpa oleh angin pantai yang sepoi-sepoi. Memasuki gerbang pantai ini, beberapa napi pun menawarkan batu akik, namun setelah kami beritahu kalau sudah membeli di pelabuhan dan Goa Ratu mereka pun mengerti. Pantai perpisahan adalah nama tempat ini, ketika saya tanya kepada pemandu, “Kenapa dinamakan Pantai Perpisahan ,” ? ternyata pemandunya pun tidak tahu. Pantai Perpisahan adalah pantai yang sangat indah dengan laut yang biru dan bersih, dan tak jauh dari pantai ke arah laut terdapat batu karang dan diatasnya terdapat patung yang berbentuk pisau commando dan menancap ke tanah. Ternyata itu adalah sebuah perlambang kalau pantai ini adalah pantai yang berbahaya untuk mandi. Walaupun pantai ini sangat indah, namun tetap menimpan misteri dengan keindahannya itu.

Ternyata masih ada satu pantai lagi setelah Pantai Perpisahan, yaitu Pantai Pasir Putih yang harus kita tempuh sekitar satu jam lagi dari Pantai Perpisahan dengan berjalan kaki. Menurut pemandu kami pantai ini adalah sebuah pantai landai dengan pasir putih dan laut yang sangat bersih. Karena waktu sudah menjelang sore, kami hanya melakukan perjalanan di Pantai Perpisahan saja dan kembali lagi ke pelabuhan untuk kembali ke Cilacap.

sumber : www.perempuan.com


Sukabumi, Jabar; Menguak Misteri Mistik Pantai Pelabuhan Ratu

Makna ombak dan gelombang laut mungkin tak pernah sama di mata orang. Pemandangan pantai dan laut lepas yang bergelombang yang menghasilkan alunan suara yang khas selalu saja membuat orang yang menikmatinya terlena. Kekaguman, penasaran bahkan rasa takut berbaur menjadi satu ketika sapuan ombak laut menghampiri dan menerpa kaki serta tubuh kita.

Bagi para turis ombak justru menjadi sahabat yang selalu di tunggu kedatangannya, makin besar dan tinggi ombak makin bersemangat sang pelancar menikmatinya, entah apa yang ada di hatinya ketika ia berdiri tepat diatas gelombang lautan yang bergemuruh seakan berlomba mencapai tepian.

Panorama pantai ternyata bisa jadi obat yang mujarab bagi kita setelah sekian waktu selalu dilingkupi rutinitas yang bisa membuat kita jenuh, suntuk bahkan depresi. Wisata pantai juga bisa kita dapatkan dengan harga yang relative murah, dengan berbagai kegiatan yang bisa kita nikmati, berenang misalnya.

Salah satu pantai yang layak kita kunjungi adalah pantai Pelabuhan Ratu. Selain indah, pantai yang terletak sekitar 4 jam perjalanan darat dari Kota Hujan Bogor ini memiliki berbagai kelebihan di banding pantai lainnya di Indonesia.

Pantai pelabuhan ratu merupakan pantai yang memiliki keindahan panorama yang khas. Perpaduan antara pantai yang curam, pantai landai, karang terjal yang dilatar belakangi cagar alam hutan dan gunung serta sungai yang aliran derasnya dapat digunakan untuk arena arung jeram.

Di sekitar Pantai Pelabuhan Ratu, paling tidak ada sembilan titik lokasi main surfing. Dari Batu Guram, Karang Sari, Samudra Beach, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, Ombak Tujuh dan Ujung Genteng. Di bulan-bulan tertentu antara Mei- sampai Oktober lokasi-lokasi ini biasanya akan ramai dikunjungi para peselancar.

Untuk kegiatan di darat, kita bisa jalan-jalan menuju sumber air panas di Cisolok. Letaknya sekitar 17 kilometer dari kota Pelabuhan Ratu. Sumber air panas ini sangat cocok untuk membersihkan kulit dari segala macam penyakit. Maklum, airnya mengandung unsur belerang yang tinggi.

Sebagian besar para wisatawan yang berkunjung baik itu lokal maupun manca negara boleh dikatakan datang ke Pelabuhan Ratu karena latar belakang misteri dibalik keindahan panoramanya, disaat-saat tertentu banyak acara ritual yang sering digelar penduduk setempat sebagai rasa terima kasih mereka terhadap sang penguasa laut selatan.

Mitos yang menceritakan bahwa Pelabuahn Ratu adalah tempat berkuasanya Sang Ratu Pantai Selatan Nyai Roro Kidul merupakan daya tarik tersendiri bagi para penginjung. Apa lagi disekitar lokasi pantai tepatnya di Karang Hawu terdapat tempat Petilasan (persinghahan) Ratu Pantai Selatan, yang dapat dikunjungi untuk melakukan ritul tertentu ataupun hanya sekedar mampir untuk melihat-lihat.

Di komplek yang dikeramatkan oleh penduduk setempat ini, terdapat sekurangnya dua ruangan cukup besar yang didalamnya terdapat beberapa makam yang dipercaya penduduk sebagai makam Eyang Sanca Manggala, Eyang Jalah Mata Makuta dan Eyang Syeh Husni Ali. Di beberapa ruangan juga terpampang foto sang penguasa Laut Selatan Nyi Roro Kidul yang lumayan besar.

Untuk urusan penginapan, di sepanjang pantai banyak terdapat penginapan dengan harga yang berfariasi dari yang murah dengan fasilitas seadanya sampai hotel berbintang yang sudah jelas mempunyai fasilitas yang lebih memadai.

Atau anda bisa memilih Hotel Inna Samudra Beach yang juga tidak bisa di lepaskan dari banyak mitos yang berkembang di lingkungan setempat bahkan mungkin di Jawa Barat, karena Hotel berbintang empat yang dahulu sering di kunjungi Presiden RI pertama ini memiliki satu kamar unik yaitu kamar 308 yang menurut cerita pernah di singgahi Nyai Roro Kidul. Di kamar ini anda juga bisa melakukan ritual atau sekedar melihat-lihat untuk mengobati rasa penasaran.

Setelah puas berkeliling menikmati keindahan panorama Pantai Pelabuhan Ratu, anda juga bisa mengunjungi tempat pelelangan ikan dan membeli beberapa jenis mahluk laut untuk sekedar oleh-oleh yang khas dari Pelabuhan Ratu di akhir acara liburan anda. Lokasi pelelangan berbagai macam jenis penghuni laut ini tidak jauh dari terminal bus Pelabuhan Ratu. Anda tertarik ?

sumber : perempuan.com

Diposkan oleh langkisau10 di 23:15 0 komentar Link ke posting ini

Aramaki Rose Garden, Jepang; Nikmati Romantisme Lautan Bunga Mawar

Ketika mendegar nama Aramaki Rose Garden, mungkin yang ada dibenak kita adalah hanya taman biasa seperti kebanyakan taman yang pernah anda kunjungi. Tetapi anda akan merasa sangat terkejut dan takjub saat anda dan keluarga anda berada ditengah-tengah taman dengan aneka ragam bunga yang cantik dan berseri. Sungguh indah menyejukan dan menawan hati

Jika anda berniat mendatngi tempat ini jangan sampai anda tak mengajak rekan atau keluarga anda tercinta, karena anda pasti akan menyesal ketika melewati pengalaman-penagalaman tak terduga saat berada di Aramaki Rose Garden, apalgi jika anda dan keluarga adalah para pencinta keindahan bunga. Tak sedap rasanya jika tak saling memberi komentar saat menikmati keindahan-keindahan beragam bunga.

Tidak sulit mencapai tempat tersebut, hanya saja kitaharus berganti-ganti kendaraan. Naik kereta Monorail kenudian tukar ke kereta Hankyu. Udara di bulan Mei terasa sejuk dengan sedikit mendung dan hujan rintik. Sepanjang jalan menuju Rose Garden ini ternyata ditandai dengan tanaman mawar yang sedang mekar dengan warna warna fantastis. Tetapi pria Jp teman perjalanan kami ini mengatakan nanti saja di sana jauh lebih indah, ketika dilihatnya kami sudah ingin memotret. Dan memang benar di depan kami terhampar lautan mawar!

Dari beberapa literatur tentang Aramaki rose garden, taman bunga yang terletak di daerah Aramaki, Itami-shi, Hyogo-ken-Osaka ini diresmikan pada tahun 1992. Bunga mawar mekar pada pertengahan/akhir bulan Mei – hingga awal Juni pada musim Semi dan atau pada pertengahan Oktober hingga awal bulan November (musim gugur).

Masuk ke taman ini tidak perlu bayar karcis kecuali parkir sebesar 500¥, dan jangan datang pada hari Selasa karena taman justru ditutup. Di taman ini terdapat monumen perdamaian raksasa berupa 3 buah pilar berwarna merah yang melambangkan kemerdekaan, kesetaraan dan cinta kemanusiaan dalam satu kesatuan.

Di tengah taman terdapat pilar bergaya Eropa selatan dilengkapi dengan kolam persegi yang airnya bening. Di taman seluas 1,7 hektar ini terdapat 250 jenis mawar berjumlah 10.000 pohon, sugooooooooi, bukan main. Saya langsung teringat film animasi “The Beauty and the Beast”, barangkali ini adalah taman tempat tinggal the Beast yang buruk rupa dalam dongeng tersebut, benar benar akan membuat kita lupa diri, begitu indahnya.

Saya pilihkan beberapa pict warna dan jenis mawar yang jarang kita temukan untuk kokiers dan sedapat mungkin dilengkapi dengan nama namanya. Variegeta de Bologna, mawar ungu dengan semburat, bulat agak tebal, tumbuh berupa perdu pendek. Sentimental ini adalah jenis mawar obar abir, ada yang berwarna merah dengan semburat putih, orange dengan semburat putih, pink seperti ini, paduan semburat dalam warna dasar yang cerah.

Karena masuk ke taman ini tidak dipungut biaya maka sehari harinya banyak anak anak yang tinggal di sekitar taman bermain di sini, untungnya anak anak ini tahu keindahan dan tidak merusak bunga. Juga para manula senang berjalan jalan di sini menikmati keindahan kebun mawar.

Di Jp ini saya senang sekali melihat pasangan manula selalu berjalan jalan bersama, di mana mana, di taman apalagi, benar benar seperti mimi lan mintuno (sepasang kura kura yang saling menggendong). Hmm alangkah indahnya menjadi tua bersamanya.

Yang berpasangan jangan ditanya lagi, banyak di sini, duuuuh bikin iri saja. Wah seandainya saya dulu dilamar di taman mawar seperti ini pasti sudah lupa lautan dan akan langsung bilang ”ya”, tidak perlu mengatakan, ”beri saya waktu sebulan untuk berpikir”. Coba lihat pict di atas dan di bawah ini, malu malu tapi mesra. Ah ah ditambah pula dengan hujan yang rintik rintik, bikin hati tambah menggigil saja, halah.

Di bawah ini saya tampilkan mawar putih French Lace yang menjuntai dari pregola, coba bayangkan jika sepasang pengantin dipotret di bawahnya, aduhaaaai, setiap kali melihat pictnya mungkin tidak bakal kata cerai terlontar. Apalagi sambil memegang mawar Queen Elizabeth yang terpercik air hujan.

Mawar Ungu? Adakah? Mawar yang bernama Blue bajou ini harum baunya dan halus bagai beledu, tempat tidur sang peri mungil. Mawar dengan warna pink dengan merah diujung atas diberi nama Nicole, adakah ini menggambarkan artis Nicole Kidman yang lembut? Mungkin saja.

Tepat sekali sesuai panduan, kami datang dan mengambil pict di pagi hari, segar, cerah meski hujan rintik. Kami bertiga saling bertukar file, total pict yang kami ambil ada ±600, untunglah sekarang kamera tidak menggunakan film lagi jadi asal ceprat cepret. Saya tidak tahu lagi mana yang hasil cepretanku, Alice rekanku dari Timor Leste atau Athitta dari Thailand.

Banyak sekali jenis mawar di sini bahkan ada yang berdiameter 20 cm, mawar berwarna coklat dan mawar bernama ”black tea” tetapi tidak hitam warnanya. Mawar Brass band yang meriah berwarna orange dan si kuning yang sederhana, Yellow Simplicity. Alangkah indahnya, saya bertanya ”Adakah di surga terdapat kebun mawar seindah ini?”, temanku menjawab ”Adalah dan pasti lebih indah dari ini”


sumber : www.perempuan.com



Senin, 23 November 2009
Baturaden, Purwokerto; Beragam Wisata Yang Layak Anda Kunjungi

Kawasan Loka Wisata Baturraden terletak dekat kota Purwokerto, kurang lebih 15 kilometer kearah utara kota. Berada dikaki Gunung Slamet, tak heran bila udara sejuk dan segar ikut menambah daya tarik tersendiri untuk dikunjungi selain pemandangan alam kota purwokerto yang bisa dinikmati dari ketinggian 673m. Selain itu, objek wisata ini memiliki beragam pesona wisata, sebutlah dari air terjun, pemandian air panas, kolam renang dengan papan luncurnya yang berliku-liku, arena mainan anak, hingga kebun/taman binatang yang berisi binatang-binatang aneh/langka.

Terdapat beberapa air terjun pada objek wisata ini, dimana air yang mengalir cukup deras diantara bebatuan cadas sungai yang membelah kawasan ini. Salah satunya merupakan tempat favorit bagai pengunjung karena berada dilokasi terbuka dengan genangan/tampungan air yang tidak begitu dalam, sangat cocok untuk untuk bermain air bagi tua dan muda.

Pemandian air panas yang ada juga terbagi menjadi dua bagian, yakni pemandian yang terletak dalam ruangan tertutup dan berada lebih dekat dengan pintu gerbang, atau pemandian air panas yang terletak +/- 500 meter dari pintu gerbang yang berupa sebah kolam pemandian terbuka dengan tiga buah pancuran air panas sehingga dikenal dengan sebutan pancuran telu (jawa, telu=tiga). Untuk mencapai pemandian pancuran telu ini, pengunjung mesti berjalan dulu kebagian dalam atau sisi lain dari bukit/lembah yang ada pada lokasi ini. Meskipun pemandian air panas pancuran telu ini berada ditempat terbuka, pengunjung mesti membayar uang lagi untuk masuk ke lokasi tersebut.

Didalamnya, terdapat pula petilasan mbah tapa angin yang konon dipercayai sebagai penemu pertama kawasan ini. Petilasan Mbah Tapa Angin ini berupa sebuah ceruk kecil mirip gua dengan bagian dalamnya sudah dilapisi dengan keramik putih. Bau dupa dan wangi bunga sesaji mendominasi ruangan ini, menghadirkan nuansa mistik yang tidak semua orang menyukainya. Nampaknya petilasan ini masih sering digunakan oleh penduduk sekitar atau pengunjung, untuk bersemedi atau "ngelap berkah".

Seperti layaknya pemnadian air panas lainnya, air pancuran telu dipercaya mengandung mineral-mineral yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit atau rematik. Warna batu yang coklat kemerah-merahan menunjukkan setidaknya air yang ada, kaya akan unsur belerang. Sebuah papan peringatan disalah satu sudut lokasi ini, berisi tulisan peringatan demi kesehatan, agartidak berendam lebih dari 15 menit. Bila pengunjung sudah selesai berendam air panas, bisa beralih mandi dibawah pancuran air dingin yang juga tidak jauh dari lokasi perendaman.

Secara keseluruhan, kawasan wisata baturaden memang cocok untuk sarana rekreasi keluarga, maupun terapi penyakit melalui air panas. Jalan menuju kelokasi wisata ini dari kota purwokerto berupa aspal mulus, sehingga bisa ditempuh dengan berbagai jenis kendaraan. Jadi bila anda berkunjung ke Purwokerto, tidak adanya untuk singgah sejenak untuk berwisata di baturaden.

Legenda tentang Baturaden. Pada jaman dahulu, di sebuah Kadipaten hiduplah seorang pembantu yang bernama Suta. Pekerjaan atau tugas sehari-hari Suta adalah merawat kuda milik sang Adipati. Setelah selesai mengerjakan tugas, biasanya Suta berjalan-jalan di sekitar Kadipaten. Maksudnya, ia ingin lebih mengenal tempatnya bekerja. Suatu sore, seperti biasanya Suta sedang berjalan-jalan di sekitar tempat pemandian atau disebut Taman Sari. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara jeritan wanita. Suta segera mencari arah jeritan tadi.

Akhirnya ia tiba di dekat sebuah pohon besar. Dilihatnya putri adipati menjerit di bawah pohon. Didekatnya ada seekor ular yang sangat besar sedang bergantung, mulutnya menganga siap untuk menelan putri yang sedang ketakutan. Suta sendiri sebenarnya sangat takut melihat ular tersebut. Namun melihat keadaan putri adipati yang pucat ketakutan itu, timbul keberaniannya untuk membunuh ular tersebut. Diambilnya bambu yang cukup besar, dipukulnya kepala ular tersebut berkali-kali. Ular itu menggeliat kesakitan dan tidak lama kemudian, ular tersebut diam tidak bergerak.

Sejak peristiwa itu, putri adipati semakin akrab dengan Suta. Bahkan keduanya kini telah merasa saling jatuh hati dan berencana meningkatkan hubungan mereka ke tali pernikahan. Hubungan kedua insan yang saling mencintai itu, akhirnya diketahui sang adipati, maka adipati menjadi murka. "Dia hanya seorang batur! Sedangkan dirimu adalah seorang raden, putri seorang adipati. Kau tak boleh menikah dengannya anakku!" kata sang adipati.

Mendengar kata-kata ayahnya, sang putri sangat sedih hatinya. Apalagi ketika mendengar kabar bahwa Suta dimasukkan penjara bawah tanah oleh sang adipati. Kesalahan Suta ialah karena berani melmar putri seorang adipati, yang berbeda derajat dan martabatnya di antara mereka.

Di dalam Penjara, Suta tidak diberi makan dan minum, bahkan ruang penjaranya digenangi air setinggi pinggang. Akibatnya Suta terserang penyakit demam. Mendengar kabar keadaan Suta, sang putri bertekad untuk membebaskan kekasihnya itu. "Emban, aku harus bisa membebaskan Kang Suta. Kasihan dia, dahulu ia menolong saya. Saya telah berhutang nyawa kepadanya. Bantulah aku, Emban." kata sang putri kepada pengasuhnya.

Pengasuh tersebut mengetahui perasaan sang putri. Dia juga merasa iba mendengar keadaan Suta yang sedang sakit di penjara. Maka pengasuh tersebut diam-diam menyelinap di penjara bawah tanah. Akhirnya ia berhasil membebaskan pemuda malang itu dan dibawanya ke suatu tempat. Di sana sang putri telah menunggu dengan seekor kuda.

Kemudian dengan menunggang dengan seekor kuda, mereka berboncengan pergi meninggalkan Kadipaten. Dalam perjalanan keduanya menyamar sebagai orang desa, sehingga tidak dikenali orang. Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh, sampailah keduanya di tepi sebuah sungai. Mereka beristirahat sejenak untuk melepas lelah. Sang putri merawat Suta yang masih sakit.

Berkat kesabaran dan ketelatenan sang putri merawat Suta dan beberapa hari kemudian pemuda itu akhirnya sembuh seperti sediakala. Karena tempat mereka berhenti dirasa cocok bagi mereka. Maka keduanya memutuskan untuk menetap disana. Tempat tersebut kemudian dikenal dengan nama Baturaden, yang berarti Batur dan Raden.

sumber : perempuan.com

Diposkan oleh langkisau10 di 21:10 0 komentar Link ke posting ini

Leiden, Belanda; Kota Tua Yang Mengasyikan

Leiden, wilayah berpenduduk 118 ribu jiwa yang terletak di antara kota Amsterdam, Den Haag, dan Rotterdam, memperoleh predikat sebagai kota tahun 1266. Sesuai namanya, Leiden berasal dari kata ''leithon'' yang berarti berada pada jalur air. Kota ini dibelah oleh Sungai Rijn (Rhine) yang hulunya berpucuk di Swis melewati Jerman dan bermuara di Negeri Kincir Angin.

Di ruas Kota Leiden bagian atas, sungai itu bercabang dua yang dikenal dengan Oud Rijn dan Neeuwe Rijn yang kemudian menyatu di pusat kota. Sungai utama dan dua cabangnya bertautan dengan sungai-sungai kecil yang berupa kanal. Pada musim panas, kanal-kanal itu dipergunakan sebagai wisata air, sedangkan di musim dingin, ketika salju turun, menjadi arena skating yang sangat menarik.

Sungai tampak bersih, selain sebagai objek wisata juga menjadi habitat yang nyaman bagi itik, angsa, dan seagull. Tidak menampakkan kesan bahwa sungai itu berada di ruas muara yang kalau di negara berkembang seperti Indonesia menjadi tong sampah bagi daerah hulu.

Kota Leiden itu sangat ramah karena menyediakan jalur khusus untuk sepeda pada setiap ruas jalannya. Di setiap kantor, kampus, ruang publik, stasiun, terminal, atau mal disediakan tempat parkir memadai untuk sepeda. Commuter (penglaju) dari luar Leiden tidak perlu menggunakan mobil untuk mencapai kota tersebut. Mereka setiap hari mengayuh sepeda kemudian diparkir di stasiun, dan berganti kereta api menuju kota tujuan. Nyaman tidak stres dan lebih efisien.

Commuter dari luar Leiden biasanya memiliki dua sepeda. Satu untuk dikayuh dari rumah ke stasiun dan sebaliknya. Satu lagi dipergunakan untuk mobilitas di Leiden dan mengantar dari dan ke stasiun. Hal itulah yang dilakukan oleh para dosen di Universitas Leiden yang tinggal di Ams¬terdam, Rotterdam, Den Hagg, Naar¬den, dan Haarlem.

Pola penglaju yang demikian ini sangat memungkinkan karena kereta api sangat nyaman, terjangkau, dan tepat waktu serta banyak pilihan dengan frekuensi setiap 10 menit. Stasiun Sentral juga menyatu dengan terminal bus sehingga memberikan kemudahan dan pilihan bagi masyarakat pengguna.

Perilaku berkendaraan yang ramah lingkungan itu tampaknya bukan hanya didapati di kota kecil seperti Leiden, tetapi juga di Rotterdam dan Amsterdam, dua kota besar yang berpenduduk lebih dari satu juta jiwa. Leiden juga terbilang sebagai kota yang aman.

Musim dingin dengan temperatur antara 2 sampai 6 derajat celcius yang selalu disertai hujan rintik-rintik tidak membuat orang enggan berjalan kaki maupun bersepeda sebagai media utama mobilitas. Pemandangan itu berlangsung dari pagi buta sampai tengah malam. Orang-orang lalu lalang di sudut-sudut jalan kota tanpa khawatir terganggu keamananya, sekali pun ia pendatang.

Daya tarik Leiden, bukan hanya pada kondisinya yang bersih, rapi, ramah, dan aman tetapi juga kaya dengan bangunan-bangunan kuno yang masih dilestarikan. Dalam buku Newcomers in an Old City tulisan Joke Kardux dan Eduard van de Bilt (2007) disebutkan bahwa lanskap kota itu didominasi oleh semangat gereja, di antaranya adalah Pieterskerk (St Peter's) dan St Pancraskerk yang kemudian dikenal dengan nama Hooglanse Kerk. Tetenger bangunan kuno lainnya yang masih megah berdiri adalah Balai Kota. Terdapat benteng yang menyerupai kastil bernama Visburg atau de Burcht yang dibangun pada sekitar tahun 1050.

Dalam catatan, benteng di bukit kecil tersebut dimaksudkan untuk membendung luapan Sungai Rijn. Tetapi diceritakan juga kalau benteng itu dibangun sebagai pertahanan atas serangan tentara Spanyol pada masa itu. Warga Leiden sangat bangga dengan benteng tersebut. Dalam buku Panorama Leiden disebutkan bahwa kalau Anda mengunjungi kota itu tetapi tidak singgah di de Burcht, itu sama artinya Anda belum berkunjung ke Leiden.

Sungguh unik. Kalau kota-kota besar dunia berlomba membangun pencakar langit sebagai tetenger untuk melihat seantero kota misalnya Kuala Lumpur dengan Menara Kembar, Toronto dengan CN Tower, Boston dengan Hancock Tower, maka tidak demikian halnya dengan Leiden yang bangga dengan kastil yang tingginya hanya sepuluh meter di atas bukit.

Dengan berdiri di atas kastil Burcht yang merupakan satu-satunya bangunan yang berdiri sebelum Leiden menjadi kota, 40 bangunan dan objek wisata penting ko¬ta itu terlihat jelas mulai dari gedung Balai Kota, Gereja Pieterkerk, St Pancras¬kerk, Museum Windmill, Morrspoort, Academy Building sampai Hortus Botanicus.

Leiden juga dikenal sebagai city of refugees. Pada awal abad ke-17, kota itu menjadi tempat persinggahan migran dari Inggris sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke Benua Amerika, Australia maupun Selandia Baru. Indikasi dari catatan sejarah tersebut bisa dilihat dari komposisi etnis penduduk yang sangat beragam.

Saturday Market yang sangat menarik perhatian turis menjajakan berbagai makanan khas dari Indonesia, Suriname, Vietnam, Turki, Maroko, China, dan tentu Inggris. Untuk migran yang disebut terakhir, ada informasi yang mengatakan bahwa mereka melarikan diri dari negerinya di Inggris karena perbedaan pandangan aliran tentang agama. Dokumentasi migran Inggris yang menjelajah benua Amerika dengan kapal Mayflower dicatat dengan baik.

sumber : www.perempuan.com



G. Sinai, Mesir; Keindahan Yang Tak Tertandingi

Melelahkan. Benar-benar perjalanan yang butuh stamina. Coba Anda bayangkan, duduk diam di dalam bus ber-AC tapi tak terasa dingin dan sepanjang perjalanan panorama yang terpampang hanya padang gurun gersang. Tidak ada pemandangan indah. Hanya ada hamparan pasir dan gunung batu yang kokoh, kering, tanpa tanaman hijau. Sesekali di pinggiran jalan terlihat pepohonan kurma kering dan pohon palma berdebu dari oasis yang sudah kering. Apalagi bus berjalan seperti siput yang terseok-seok di celah-celah pegunungan batu dan padang pasir.

Tidak ada kehidupan di Sinai. Yang membuatnya terkenal adalah sisi religiusitas gunung ini. Ribuan tahun lalu, saat bani Israel eksodus dari Mesir menuju Kanaan, mereka singgah di gunung ini. Tepat di bawah kaki gunung mereka berkemah. Kemudian ke atas puncak gunung inilah Musa mendaki dan bertemu dengan Tuhan, yang kemudian turun membawa dua loh batu berisi 10 Hukum Allah yang terkenal itu.

Satu hal menarik dalam perjalanan menuju Sinai adalah kehadiran seorang pengawal bersenjata lengkap tetapi memakai jas resmi yang terus mengikuti perjalanan bus dari Mesir ke Sinai hingga ke border lalu kembali lagi menuju Mesir. Mereka diperintahkan untuk menjaga rute dan keamanan wisatawan hingga ke tujuannya. Keberadaan pengawal itu juga semacam pass untuk melewati penjagaan militer yang sangat ketat di sepanjang Trans-Mesir.

Kawasan Terusan Suez yang terkenal itu, sekaligus membagi dua wilayah Mesir, yakni wilayah Afrika dan Asia. Terusan itu mulai di¬operasikan tahun 1870 sebagai hasil rancangan seorang insinyur Perancis bernama Ferdinand de Lesseps, yang menghubungkan Laut Tengah dengan Laut Merah sepanjang 163 kilometer.

Saat melewati terusan Suez, kita tidak bisa menyaksikan kapal-kapal yang melewati daerah itu karena bus langsung turun ke dalam tanah melewati sebuah terowongan di bawah terusan. Di sana sudah tersedia jalur lintasan bus sepanjang 1 kilometer dengan lebar sekitar 4 badan bus, yang memungkinkan kita 'menyeberangi' Suez menuju daerah Mesir di wilayah Asia.

Saat berada di dalam terowongan, udara langsung berubah drastis. Suasana sejuk langsung terasa. Terowongan yang ada di bawah Suez memang dirancang sedemikian rupa sehingga tahan goncangan, tekanan tinggi, dan ledakan. Dengan penataan lampu yang sangat baik, siapa pun tidak merasa bahwa sebetulnya bus sedang melaju di bawah permukaan laut, yang di atasnya sedang dilayari kapal-kapal barang raksasa dan tanker berbobot besar.

Hari sudah menjelang sore ketika bus akhir¬nya tiba di kaki Gunung Sinai. Dari kejauhan gu¬nung itu begitu indah diterpa cahaya matahari so¬re yang kemerahan. Batu granit besar yang juga berwarna merah tersebut seolah hidup dan me¬nan¬tang untuk didaki. Ini tempat terpencil. Banyak orang berpikir akan menemukan penginapan yang seadanya, minim fasilitas dan serbaterbatas.

Tetapi pikiran seperti itu akan segera hilang saat tiba dilokasi. Sebagai se¬buah kawasan wisata yang sangat jauh letak¬nya di tengah padang gurun, hotel-hotel tempat penampungan wisatawan justru sangat khas dan indah. Ada kawasan hotel yang seperti hotel berbintang di kota besar atau penginapan berupa pavilion yang sangat cantik
Pendakian Sinai bukanlah pendakian biasa. Gunung ini adalah gunung granit yang memiliki beberapa puncak. Jalan menuju puncak bukanlah jalan yang lazimnya kita jumpai di dalam pendakian gunung di Indonesia, langsung lurus ke atas. Saking tinggi dan besarnya, jalan menuju puncak tidak bisa lurus melainkan berbelok-belok. Inilah yang membuat pendakian terasa lama.

Saat itu sekitar pukul 01.00. Pintu masuk kawasan pendakian Sinai di jaga oleh polisi pariwisata Mesir bersenjata lengkap. Mereka ramah-ramah dan kami dipersilakan melewati metal detector yang dipasang dekat pos penjagaan sambil menunggu pemeriksaan tas. Untuk menghemat tenaga, saya memilih naik unta. Lagipula ini pengalaman pertama naik gunung menggunakan unta.

Pemandu dari Suku Beduin yang ikut mengawal perjalanan memberitahu bahwa kalau mau jalan kaki, melalui rute tradisional yang pernah dilalui Nabi Musa (dinamakan Sikket Saydna Musa atau The path of Moses) untuk sampai ke atas puncak Sinai yang oleh masyarakat Islam Beduin dikenal dengan nama Jabal Musa (Gunung Musa) diperlukan pendakian setara dengan 3.700 anak tangga.

Jika kita merasa sanggup, boleh saja anda mempergunakan dua kaki kita untuk mendaki gunung ini, tetapi jika tidak, kita bisa mempergunakan unta untuk mendakiny. Kita harus berhati-hati dengan para Beduin yang menawarkan unta. Mereka umumnya ramah tetapi mata duit¬an. Dengan keramahan khas Timur Tengah kita bisa saja menerima tawaran mereka untuk naik unta gratis sampai ke puncak, tetapi ketika turun dari unta, ya harus membayar. Saat itulah mereka siap 'menembak' dompet Anda. Jadi lebih baik melakukan kesepakatan dari awal. Rata-rata biaya sekali naik untuk seekor unta dewasa adalah 25 dolar AS.

Anda tak perlu kaget saat unta yang anda tumpangi berjalan tanpa panduan Unta ini tahu jalannya sendiri menuju puncak. Belakangan Mahmoud sang beduin menjelaskan bahwa unta-unta tersebut memang terlatih untuk naik ke puncak Sinai tanpa harus dituntun lagi. Mereka sudah melalui rute tersebut ratusan kali sejak unta itu masih kecil.

Dua jam jam berikutnya, kita sampai di puncak yang di sebut dengan Mount Horeb, tempat Musa dulu pernah berada. Untuk menandai tempat suci tersebut, di sana ada dua rumah ibadah: satu masjid kecil dan satu kapel yang dibangun oleh kelompok Fransiskan tahun 1933.

Ya, sungguh memesona menyaksikan matahari terbit di atas Pegunungan Sinai di puncak Horeb. Cahaya matahari menghasilkan siluet dari batu-batu granit besar yang terpahat oleh alam ribuan tahun, dengan kombinasi refleksi dari tiap-tiap batuan besar itu, dan kabut yang perlahan-lahan terangkat ke atas, terpampang sebuah kebesaran alam sebagai karya cipta Ilahi yang tidak tertandingi oleh seniman mana pun.

sumber : www.perempuan.com



Zaanse Schans, Belanda; Mengintip Belanda di Masa Lalu

Daerah ini seperti museum hidup. Gambaran kehidupan negeri yang 3,5 abad menjajah Nusantara pada abad 17-18 itu masih dapat dilihat dari lingkungan, suasana desa, rumah, hingga aktivitas industri rumahan yang disajikan.

Kalau Anda tergolong orang yang saat piknik ke negeri orang tak hanya mencari pusat perbelanjaan, Zaanse Schans adalah daerah tujuan wisata di Belanda yang layak untuk didatangi.

Zaanse Schans merupakan sebuah dusun kecil di sepanjang jalur Sungai Zaan, di Belanda Utara. Dusun ini sengaja dipelihara untuk menghadirkan kehidupan Belanda pada abad 17-18.

Di situ kita dapat menjumpai rumah-rumah mungil terbuat dari kayu berwarna hijau. Beberapa rumah kuno sengaja didatangkan dari daerah lain, demi menghadirkan suasana asli.

Di belakang rumah biasanya ada semacam jembatan kayu yang juga kecil untuk menyeberangi parit. Halaman rumah merupakan taman yang indah dengan aneka tanaman bunga dan sedikit sayuran untuk konsumsi pribadi penghuninya.

Di desa ini pula kita dapat menyaksikan sejumlah produk tradisional Belanda dibuat. Antara lain kelompen atau bakiak yang sangat populer itu, juga porselen, kerajinan timah, dan keju.

Di rumah pembuatan keju itu kita bukan hanya dapat melihat bagaimana keju dibuat, tetapi sekaligus menyaksikan pembuatnya dibalut pakaian tradisional negeri di bawah permukaan laut ini.

Sudah barang tentu, jika telah puas melihat-lihat bagaimana semua barang-barang itu dibuat, kita bisa membelinya untuk oleh-oleh. Ukuran dan jenis keju, kelompen, maupun porselen dan kerajinan dari timah sangat beragam, sehingga pengunjung bisa memilih sesuai selera dan kemampuan.

Di desa itu pula kita dapat mengunjungi sejumlah kincir angin yang dipergunakan untuk industri. Pada bulan November hingga Februari kebanyakan kincir hanya dibuka untuk umum pada akhir pekan. Kincir cat De Kat dan kincir minyak De Zoeker buka setiap hari hanya selama bulan Maret hingga Oktober.

Sebagai negara yang sangat menyukai detail dan gemar pada sejarah, museum juga terdapat di Zaanse Schans. Antara lain Zaans Museum, The Clock Museum, toko grosir Albert Heijn yang pertama, Bakery In de Gecroonde Duykvekater, dan The Noorderhuis.

Jika bepergian sendiri, tidak bersama rombongan tur yang biasanya hanya punya waktu sangat singkat di sebuah daerah tujuan wisata, kita dapat menghabiskan waktu seharian di desa ini.

Jika tidak mau terlalu capek berjalan kaki, kita dapat menjelajahi desa ini dan menikmati suasana dan pemandangannya dengan bersepeda. Jangan lupa, ini Belanda, negeri berjuta sepeda.

Bagaimana kita bisa sampai di tempat ini? Dari Amsterdam Central Station, dengan kereta api kita hanya butuh waktu 20 menit dan melewati empat stasiun. Ambil jurusan langsung Alkmaar ke Koog-Zaandiijk.

Dari stasiun tinggal ikuti tanda hijau ke Zaanse Schans, dengan berjalan kaki kita hanya butuh waktu 15 menit. Sesampai di jembatan untuk menyeberangi sungai Zaan, kita akan menemukan pemandangan yang luar biasa indah.

Jika mau naik bus, dari stasiun Amsterdam kita menuju stasiun Zaandam, dad situ tiap jam ada bus nomor 88 yang langsung ke jurusan Zaanse Schans. Bus berhenti di kincir angin de Bleeke Dood in Koog aan de Zaan. Dari situ kita akan berjalan kaki sekitar 7 menit menuju Zaanse Schans.

Karena acaranya banyak jalan-jalan, gunakan sepatu dan pakaian yang sesuai. Yang jelas, untuk masuk ke dusun wisata ini tidak dipungut biaya, dan terbuka sepanjang musim. Tidak perlu khawatir kelaparan, sebab di situ juga ada restoran dan kantin. Syaratnya, jangan mencari makanan dan minuman asli abad 17....

sumber : www.perempuan.com



Kamis, 29 Oktober 2009
Ujung Genteng, Sukabumi; Obyek Wisata Unik nan Menarik

Terletak +/- 120km dari kota sukabumi, Ujunggenteng memang merupakan objek wisata yang cukup menarik. Pantainya yang masih bersih dan alami memiliki pesona tersendiri untuk dikunjungi. Pada beberapa bagian pantai terdapat area yang cocok untuk bermain atau sekedar berendam dilaut. Hal ini disebabkan kedalamannya hanya sepangkal paha saat laut pasang dan bila sedang surut hanya sekitar sebetis kaki dan yang lebih menarik lagi tidak ada ombaknya tapi hanya arus pelan yang bergeser dari kanan kekiri.

Disana terdapat pula dermaga bekas peninggalan belanda yang kalau diperhatikan sudah cukup tua umurnya dan sekarang sudah tinggal sisa puingnya saja. Sejarahnya pun masyarakat kurang begitu tahu dengan jelas.

Kearah timur dari ujung genteng terdapat pula lokasi pelelangan ikan, yang cukup ramai dipagi hari antara jam 5-9 pagi. Berbagai jenis ikan hasil tangkapan nelayan yang telah semalaman melaut diperjual belikan disana dengan harga yang tentunya jauh lebih murah dan lebih segar.

Pangumbahan, nampaknya merupakan objek wisata yang cukup unik dikawasan ini. Melihat penyu bertelur ditepi pantai saat malam hari jelas merupakan even yang langka bagi sebagian orang dan tidak semua objek wisata pantai memilikinya. Penyu yang bertelur dikawasan ini merupakan jenis penyu hijau yang merupakan binatang yang hidup di air laut. Penyu hijau dapat berkembang sampai mencapai lebih dari 1 meter panjangnya, lebih dari 200 kg beratnya dan hidup lebih dari 100 tahun.

Sebelum penyu mulai bertelur disarankan agar tidak menimbulkan kegaduhan atau keributan, dan juga disarankan tidak membawa penerangan dalam bentuk apapun karena hal ini bisa menjadikan sang penyu enggan bertelur dan kembali lagi ke arah laut. Begitu telur mulai dikeluarkan barulah kita bisa mendekat dan mengamatinya dengan menggunakan senter atau alat penerangan lain.

Nampaknya bila penyu sudah mulai mengeluarkan telurnya, akan mengalami kesukaran untuk menghentikannya, dan jumlah telur yang dikeluarkan dari seekor penyu hijau bisa mencapai 200 butir.

Muara Cipanarikan, merupakan salah satu objek wisata lain yang menarik di ujung genteng. Muara ini merupakan tempat bertemunya sungai cipanarikan dengan laut. Sungai Cipanarikan membentuk alur membelok terlebih dahulu sebelum masuk kelaut, sehingga terbentuk hamparan pasir yang cukup luas dengan bentuk pasir yang sangat halus, sangat cocok sebagai tempat bermain pasir bagi anak-anak.

Dimuara ini banyak pula binatang seperti kepiting, belibis, biawak dan ikan-ikan muara. Bila kita menelusuri sisi pantainya banyak pula dijumpai ikan-ikan hias khas warna-warni ikan air laut yang berenang bebas disela-sela karang. Disamping itu kerang-kerang pantai yang ada dilokasi ini banyak memiliki bentuk yang masih utuh dan bagus/cemerlang warna-warnanya.

Ombak Tujuh, terletak sekitar 15 Km dari pangumbahan yang bisa ditempuh dengan perjalanann jalan kaki selama 3-4 jam. Lokasi ini merupakan kawasan favorite bagi wisatawan mancanegara untuk olahraga selancar. Sebutan ombak tujuh menurut penduduk karena ombaknya selalu berurutan tujuh ombak dan selalu besar-besar. Disekitar ombak tujuh ada beberpa pulau kecil, pantainya sangat alami, banyak karang-karang kecil, Rata-rata orang yang berselancar menggunakan motor ojek untuk sampai kesana dan bila musim hujan tidak ada yang bisa kesana kecuali jalan kaki.

Cibuaya, Lokasi yang cocok untuk berendam atau berenang karena merupakan cekungan pantai yang memiliki kedalaman yang bervariasi, dari mulai 0,5 meter sampai 6 meter. Didalamnya juga terdapat trumbu karang yang indah. Lokasinya sangat cocok untuk menikmati matahari sore, juga memiliki air laut yang cukup bersih & jernih. Terkadang bila musim ikan kakap atau krapu, cibuaya merupakan tempat ideal untuk memancing.

Disamping objek wisata alam, Ujunggenteng juga memiliki objek wisata dalam bentuk proses pembuatan gula kelapa oleh masyarakat setempat. Pembuatannya sederhana sekali yakni dengan memanfaatkan perkebunan kelapa luas, para penduduk memasang bokor untuk menampung cairan dari kembang kelapa lalu di kumpulkan dan dimasak dikuali lalu dicetak dengan potongan bambu yang ukurannya lebih besar dari ukuran gula kelapa yang ada di pasaran.

Secara keseluruhan masih ada beberapa tempat yang belum terjamah yang memiliki tempat yang indah. Meskipun demikian, kawasan wisata Ujunggenteng juga memiliki tempat penginapan dengan tarif mulai dari 75.000 hingga 350.000 rupiah. Sebagai catatan: didaerah ujung genteng masih ada malaria, mungkin dikarenakan area ini bersebelahan dengan hutan lindung, jadi bila akan berkunjung kesana ada baiknya membawa pil kina, juga makanan dan minuman ada baiknya kita bawa sendiri karena disana masih tergolong daerah pesisir yang kurang berkembang pariwisatanya.

Sumber Info : lagulamaku.blogspot.com

Senin, 15 Februari 2010

PROFIL CREW RADIO EL- JOHN 96.8 FM JAMBI



Nama : Hartadinata Winita S.Kom
Jabatan : General Manager





Nama : Erawati
Jabatan : Finance / Radio Producer





Nama : Rusdi Budiman
Jabatan : Music Production





Nama : Chandra
Jabatan : Marketing





Nama : Woro Ayu Cahyani
Jabatan : Script Writter / Announcer





Nama : Andre
Jabatan : Opperator





Nama : Septyan Yuda
Jabatan : Opperator





Nama : Aldi
Jabatan : Opperator





Nama : Novita Molytia
Jabatan : Announcer





Nama : Meila Rosianicca
Jabatan : Announcer





Nama : Deden
Jabatan : Announcer





Nama : Devi
Jabatan : Announcer





Nama : Tere
Jabatan : Announcer





Nama : Yanti Cristal
Jabatan : Announcer





Nama : Reza
Jabatan : Announcer





Nama : Tonie Laksono
Jabatan : Announcer





Nama : Windu
Jabatan : Announcer

Rabu, 27 Januari 2010

Aksi Amal Bulan Ramadhan Tahun 2009





Sabtu, 23 Januari 2010

Profil Program

Menu Spesial El John Fm 96.8 Jambi
Breaking News : Setiap Hari Setiap Pukul 09.00, 12.00, 15.00, 19.00, 21.00
Dapatkan Berita Berita Terupdate Di Eljohn Breaking News Setiap Hari Di Jam Jam Tertentu.

Menu Spesial Senin El John Fm 96.8 Jambi
Thank U : Pkl 19.00 - 21.00
Habiskan Waktu Senin Malam Bersama El John, Program Yang Mengupas Isu Isu Yang Sedang Berkembang Di Kemas Secara Cerdas Dan Fun.

Menu Spesial Kamis El John Fm 96.8 Jambi
Mimbar Agama Budha : Pkl 19.00 - 21.00
Mencerahkan Jiwa Dan Menyegarkan Iman Kita Sebagai Umat Budha, El John Fm Menghadirkan Program Acara Ini Setiap Hari Kamis Malam

Menu Spesial Sabtu El John Fm
Mei Hau De Zhau Me : Pkl 06.00 - 09.00
Rencana Akhir Pekan Anda Akan Semakin Hangat Bersama Lagu Mandarin Ceria Pilihan El John Fm

Bincang Pagi : Pkl 09.00 -10.00
Saatnya Anda Peduli Dengan Perkembangan Dunia Perhotelan Di Jambi.. Ikuti Trus Perbincangan Kami Bersama Narasumber Yang Pas Dengan Masalahnya

Zona Astrologi : Pkl 10.00 - 12.00
Nantikan Kabar Tentang Zodiak Anda Dari El John Fm, Siapa Tahu Hari Ini Adalah HAri Peruntungan Anda, Asmara, Cinta, Atatupun Karir....

Dr.Love : 19.00 - 21.00
Apakah Anda Punya Masala Seputar Cinta? Mari Bergabung Bincang Bincang Tentang Opini Dan Masalah Mengenai Percintaan Anda.. Kami Tunggu Di 0741-7034888 Atau Sms 081927498888

Eljohn Ten Compile Oldies Special : Pkl 21.00 - 22.00
Kami Persembahkan Lagu Barat ''Oldies'' Requestan Sahabat Pendengar Eljohn Fm

Menu Special Minggu El John Fm
Dunia Anak : Pkl 09.00 - 11.00
El John Fm 96.8 Juga Peduli Pada Sahabat Kecil Dan Mengajak Sahabat Kecil Untuk Bermain, Bercerita, Belajar, Dan Bernyanyi Dalam Acara Dunia Anank El John Fm

Jazz Hours : Pkl 11.00 - 12.00
Sentuhan Musik Yang Cukup Cerdas Untuk Anda Dengarkan Dan Nantikan Pula Informasi Seputar Jazz, Opini Jazz Dari Pengamat Jazz Dan Kompilasi Lagu Jazz Pilihan El John Fm

10 Top Mandarin Countdown : Pkl 12.00 - 15.00
Lagu Lagu Yang Anda Request Dikemas Dalam 1 Paket Di '' 10 Tangga Lagu Mandarin'' Nantikan Informasi Perkembangan Lagu Hits Mandarin Bersama El John Fm

Request Hour Interactive : 13.00 - 15.00
Lagu Pun Akan Menjadi Hadiah Terindah Dan Memberikan Kesan Mendalam Bila Anda Kirimkan Untuk Orang Orang Yang Dikasihi.Special Di Hari Minggu El John Membuka Line Interaktif Melalui Telepon Di Nomor 0741-7034888

El John Indo Hit List : Pkl 15.00 - 16.00
Ingin Mendapatkan Lagu Lagu Yang Lagi Hit? Ini Waktu Yang Tepat Untuk Anda Menemukan Jawabannya.Nimati deretan Tangga Lagu 10 Lagu Terpopuler Versi El John Fm

Feng Shui : Pkl 16.00 - 17.00
Untuk Mengetahui Peruntungan, Jodoh, Kesuksesan, Kemakmuran, Dan Kebahagiaan Anda Melalui Program Acara feng Shui Yang Hadir setiap Hari Minggu Sore.Salam Hoki ...

Mimbar Agama Kristen : Pkl 18.30 - 21.00
Anda Ingin Menyejukkan Hati Dan Menambah Keteguhan Iman, Sahabat Kristiani El John Dapat Mengikuti Program Acara Talkshow Keagamaan Healing Movement Ministry Setiap Hari Minggu Malam.

Kamis, 07 Januari 2010

Ultah G.M El John 96.8 Fm Jambi Bapak Hartadinata Winita ke 33